Dodo datang 12 menit terlambat dari waktu yang telah ditentukan oleh sekolah dengan pakaian yang basah kuyub. Ia ingin diberi kesempatan untuk menjelaskan alasan keterlambatannya, tetapi tidak ada seorangpun yang tampak, termasuk di ruang guru piket. Dengan kecewa, Dodo pergi ke kantin bakso, karena tak ada tempat lain yang bisa dijadikan tempat berteduh. Disana, dia bertemu dengan Bilqis, siswi kelas satu yang selalu dijadikan buah bibir di sekolahnya. Jantungnya berdegup kencang. Seperti siswa lainnya, ia juga naksir Bilqis, tetapi perasaan tersebut ditekan dalam-dalam di hatinya. Tetapi saat ini adalah saat yang tepat untuk berkenalan.
Bilqis yang melihat kedatangan Dodo, menyambut dengan sapaan dan senyuman manis di bibirnya. Dodo membalas senyuman tersebut dengan senyuman canggung yang tanpa ia sadari.
“Telat juga apa memang mau bolos?” Sambutan Bilqis yang akrab mencairkan perasaan canggung Dodo dan membuat Dodo mendekatinya.
“Aku memang telat kok, lihat saja bajuku sampai basah begini” jawab Dodo setengah mengeluh. Dodo baru menyadari bahwa pakaian Bilqis tidak basah dan tetap rapi.
“Kamu tidak kehujanan? Kamu telat kan?”
“Aku memang mau bolos kok” Bilqis menggeleng dengan senyum yang melebar.
Dodo nyaris ternganga, heran dan tak percaya. Dia bertanya-tanya dalam hati, apakah dia orang yang suka bolos? Tapi sesaat dia menggelengkan kepala dan menyangkal tuduhan tersebut. Karena Dodo menganggap bahwa Bilqis adalah siswi yang rajin dan pintar.
“Aku nggak percaya kamu mau bolos. Aku dengar dari teman-teman kamu anak yang pintar, rajin...”
“Nah... ketauan ya kamu sering ngomongin aku ya?”
Nada manja dalam suara Bilqis membuat Dodo menjadi berbunga-bunga. Ia baru menyadari bahwa ia berada di kantin. Dodo menawari Bilqis makan, tetapi ia tak mau. Bilqis hanya memesan air jeruk panas. Dodo bangun dan menghampiri pelayan untuk memesan air jeruk dan teh manis.
“Air jeruk sama teh manis? dicampur?” tampak wajah pelayan yang sedang terheran-heran.
“Ya nggak! bikin dua gelas lah! gimana sih?” sahutnya nyaris bentakan dan kembali dengan cemberut.
Sekali lagi Dodo bertanya karena merasa tidak percaya dengan alasan Bilqis. Bilqis yang memang tidak pernah bolos sejak SD hingga SMP menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur, bahwa ia memang ingin merasakan bagaimana rasanya membolos itu. Ia juga menawari Dodo untuk menemaninya membolos. Dodo ingin menolak, karena takut ketahuan membolos dengan seragam yang dipakainya dan juga pelajaran fisika yang terasa penting untuk diikutinya setelah istirahat . Tetapi Bilqis yang terus memaksa membuatnya mengiyakan ajakan itu. Bilqis bangun, meraih tasnya dan bergegas jalan masuk kedalam kantin, membuat perasaan Dodo sedikit galau dengan ketidakmengertian, penasaran dan kekhawatiran.
Dodo berfikir apa yang membuat Bilqis seperti ini? Apakah Bilqis mengajaknya karena kebetulan Dodo yang berada di kantin? Dodo tertegun karena Bilqis menghampirinya dengan jeans hitam dan T-shirt kuning. Bilqis mengeluarkan sweater dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Dodo. Mereka langsung memutuskan ke pantai dan bergegas pergi. Dodo bertanya kepada Bilqis, mengapa dia yang diajak untuk menemaninya, karena dia berfikir itu hanya kebetulan.
“Ini memang kebetulan, tetapi aku senang. Kita juga bukan tidak saling kenal. Aku tahu kamu, Dodo. Kamu juga tahu aku kan? Terus terang, setiap kita bertemu aku berharap kamu mau menegurku, ngajak kenalan, seperti teman-teman yang lainnya. Tapi... kamu yang sombong. Kalau tadi juga bukan aku yang duluan...” Bilqis berterus terang.
Dodo terperangah, dia masih dilanda perasaan bingung. Ia ingin menjelaskannya, tetapi Bilqis langsung menyelanya.
Mereka beruntung, karena ketika mereka datang langit sudah cerah. Bilqis berdiri bersandar pada sebuah pohon kelapa, sedangkan Dodo duduk di tunggul pohon mati. Bilqis mulai mengemukakan perasaannya kepada Dodo, bahwa ia sering membayangkan berjalan di pantai dengan orang yang sangat berarti, tetapi kata-kata tersebut berakhir dengan sebuah perkataan yang membuat Dodo kaget
“Tapi semua impian tersebut takkan pernah terwujud...”
Kondisi saat itu sangatlah membuat hati Dodo melonjak dan tubuhnya menegang kaku. Terlalu banyak keanehan dan ketidakmengertian di pikirannya. Bilqis menutupi mukanya dengan kedua tangannya, ada guncangan kecil yang memperlihatkan bahwa ia sedang menagis.
“Kau tidak apa?”
Bilqis langsung pergi ke bibir pantai dan ketika ia berbalik, senyuman di bibirnya telah kembali.
“Jangan katakan apa-apa, kirimi aku bunga mawar kalau kamu bilang ya. Atau lupakan semua”
Malam itu Dodo sangat amat resah. Tetapi saat matahari terbit, dia mendapat satu keputusan : aku akan kirimkan bunga mawar untuk Bilqis! Ia terbangun karena dering hape di dekatnya. Itu Aris temannya, dia mengajak Dodo untuk mengantar jenazah salah satu temannya, dan itu Bilqis. Bilqis kecelakaan kemarin. Dodo tertegun, kepalanya terasa berputar dan perasaannya hampa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar