Sabtu, 06 Agustus 2011

berpikir layaknya orang sukses

      Satu hal yang perlu diperhatikan bagi seseorang yang sedang menjalani proses menuju sukses adalah mempersiapkan dirinya untuk sukses, baik dalam bersikap maupun dalam mental untuk meraih kesuksesan ataupun mengantisipasi kegagalan yang sangat mungkin terjadi dalam proses yang kita lalui.


Berpikirlah seperti orang sukses, penuhilah pikiran kita dengan pikiran-pikiran positif yang akan membawa kita kepada kesuksesan yang kita idamkan. Pikiran negatif hanya akan membebani kita dan akan menjadi batu penghalang yang kita buat sendiri. Jadikan sukses sebagai tujuan yang mutlak harus kita capai dan abaikan pikiran-pikiran yang menghalangi kita untuk sampai di puncak kesuksasan yang menjadi tujuan kita; jangan pernah mengerdilkan pikiran kita dan berpikirlah bahwa kita akan benar-benar sampai dalam kesuksesan itu.




Pikiran akan risiko gagal mungkin akan menjadi bayangan dari setiap langkah kita, namun hendaknya kita jadikan pikiran akan risiko gagal itu sebagai guru yang senantiasa mengawasi cara kita dalam meraih sukses sehingga kita selalu berhati-hati dalam melangkah dan dapat membuat strategi untuk menghindari risiko kegagalan.


Jika kita ingin menjadi seorang direktur maka berpikirlah layaknya direktur yang mempunyai jiwa besar dan kebijaksanaan yang hebat; jika kita masih mempertahankan pikiran lama kita tentang kita yang lemah dan bukan siapa-siapa maka kita akan benar-benar tidak akan menjadi apa-apa.


Gajah Sirkus


Anda tahu gajah sirkus? Gajah sirkus ketika masih kecil oleh pawangnya selalu diikat dengan rantai yang dihubungkan dengan pasak dan ditancapkan ketanah.


Yang namanya gajah kecil, tentu kekuatannya tidak sehebat gajah dewasa. Sehingga setiap kali dia mencoba untuk lari, maka rantai tersebut akan menahannya dan hanya akan membuat gajah kecil tersebut merasa sakit. Setiap mencoba kabur maka yang dirasakan adalah sakit. Kabur... sakit... kabur... sakit. Lama-lama yang ada di pikiran si gajah: "Kalau saya mencoba kabur... sudah pasti sakit."


Pola pikir ini dibawa sang gajah hingga akhirnya ia pun menjadi gajah dewasa yang cukup besar. Kalau kita bayangkan, gajah sebesar itu bila mengamuk bisa menghancurkan seluruh perkampungan sirkus. Namun uniknya, gajah tersebut hanya diam dengan penuh keanggunan manakala sang pawang sudah mengikat satu kakinya dengan rantai yang ditancapkan ke pasak. Dan Anda tahu, rantai beserta pasaknya yang digunakan sama dengan yang digunakan ketika gajah tersebut masih kecil.


Hingga pada suatu saat terjadi kebakaran hebat di perkampungan sirkus. Semua orang sudah berusaha menyelamatkan diri. Namun tidak dengan sang gajah. Sang gajah masih saja membawa pola pikirnya, "Jika saya kabur, akan mendapatkan rasa sakit." Hingga akhirnya api sudah terlalu besar dan gajah tersebut sudah terlambat untuk lari menyelamatkan diri. Sebelum menghembuskan napas terakhir, gajah ini baru sadar walau terlambat. Ternyata kekuatan rantai dan pasak tersebut tidak ada apa-apanya. Tanpa banyak tenaga, bisa saja dia kabur sejak dulu. Namun semua terlambat!

Tidak ada komentar: