Picasso kelas 1, bersekolah di sekolah dasar disebuah kota. Dikelasnya, dia mendapatkan pelajaran menggambar. Seorang gurunya menyuruh murid2nya untuk menggambar dengan tema bebas. Kemudian, dengan lihainya, Picasso menggambar.
Beberapa menit sudah, Picasso dan kawan lainnya telah selesai menggambar. Ada yg menggambar pesawat, rumah, pegunungan, dan sebagainya. Picasso menggambar sebuah rumah tradisional suku indian.
Setelah itu, gambar2 itu dikumpulkan ke gurunya, dan dinilai langsung oleh gurunya pada saat itu juga.
Pada saat gurunya melihat gambar Picasso, gurunya berkomentar.
Guru: Andi, gambar apa ini?
Picasso: Sebuah rumah tradsional suku indian bu.
Guru: Hmm, menurutku ini bukan gambar rumah suku indian. Rumah suku indian tidak berwarna ungu seperti ini, dan atapnya sungguh jelek. Menurutku, ini adalah gambar terburuk disekolah ini. Kamu tidak punya bakat menggambar, Picasso.
Picasso: Baik bu.. (sambil tertunduk malu, dan merasa dirinya bodoh)
Kenaikan kelas 2 Picasso.
Gurunya berganti. Dan pada hari2 selanjutnya, ada pelajaran yg membuat dia malas. Menggambar.
Gurunya menyuruh murid2nya untuk menggambar dengan tema bebas. Picasso tegang, grogi, dan pasrah. Dia malas menggambar, hanya kertas kosong putih. Sampai akhirnya waktu pun habis.
Setelah dikumpulkan, Guru kelas 2 Picasso tercengang melihat kertas gambar Picasso. Gurunyapun menghampiri Picasso.
Guru: Picasso, kau sungguh hebat!
Picasso: (terdiam, kaget)
Guru: Kau tau? Kau adalah murid yg mempunyai imajinasi terindah yg pernah aku temui, Kau pasti sedang menggambar halaman salju di rumahmu kan? Kau sungguh hebat Picasso. Kelak kau akan menjadi seniman terkenal di dunia!
Mendengar gurunya berkata itu, Picasso menangis terharu dan akhirnya dia melanjutkan gambarannya sampai akhirnya dia menjadi pelukis legendaris di dunia.
"Seni itu tidak dilihat dari umur, garis, ataupun jeleknya seni itu. Seni itu dilihat dari imajinasi seseorang yang melihatnya" Picasso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar