Sekolah adalah racun. Anda mau sukses dan kaya, berhenti sekolah. Sekolah dan kampus hanya akan mengisi otak anda dengan sampah. Saya tersentak, kaget bercampur marah mendengar kalimat-kalimat negatif itu. Hal ini dilontarkan oleh enterpreneur nyentrik Bob Sadino!
Bob Sadino berpendapat bahwa ilmu yang diajarkan di sekolah atau kampus sudah basi. Menurutnya teori manajemen yang diajarkan dari buku yang berumur 5-10 tahun. Sedangkan ilmu terus berkembang dengan temuan dan inovasi baru. Akibatnya jika anda keluar dari sekolah maka ilmu yang ada tidak berguna lagi dan tidak dapat dipakai. Oleh karena itu ia menyebutnya sampah!
Sampai di sini saya masih tidak senang mendengar kata-katanya. Kemudian dia katakan bahwa kampus mengajarkan untuk tahu sedangkan jalanan (praktik langsung) mengajarkan untuk bisa. Seorang lulusan kampus dengan berbagai teori bisnis kadang ragu untuk melangkah. Terlalu banyak pertimbangan ini dan takut resiko.
Bob Sadino yang gemar bercelana pendek ini berpendapat, bahwa teori ekonomi terbaru itu salah. Masih ingat prinsip: “Dengan resiko sekecil-kecilnya berusaha mendapatkan laba sebesar-besarnya”. Menurut Bob Sadino tidak bisa begitu. Kalau mau laba besar tentu usaha harus besar. Kalau usaha besar tentu resikonya harus besar pula. Lebih aneh lagi ternyata Bob Sadino orang yang suka dengan resiko bisnis yang besar.
Kembali pada masalah pendidikan. Menurut enterpreuner yang memulai bisnis dari beternak ayam ini, kadang teori yang diajarkan di kampus udah basi. Saya ingat sewaktu kuliah dulu. Teori matematika yang diajarkan sang dosen berasal dari buku zaman “eighties”. Bayangkan teori yang dipelajari udah 20 tahun lebih. Sedangkan ilmu terus berkembang.
Salah satu point pendidikan yang dikritisi Bob Sadino adalah kurikulum. Menurutnya kurikulum kita tidak match dengan keperluan di lapangan kerja. Akibatnya setelah tamat kuliah, sang sarjana bingung harus bertindak apa. Maklum isi otaknya adalah ilmu yang sudah basi. Ditambah lagi dengan ketakutan akademis untuk memulai bisnis. Takut ini- takut itu karena kebanyakan teori. Akibatnya orang sudah jauh bertindak tapi ia belum memulai apa-apa.
Sampai di sini saya harus introspeksi diri. Apakah ilmu yang saya ajarkan kepada peserta didik juga “basi”. Kata-kata Bob Sadino di atas harus kita anggap sebagai cambuk agar para guru terus meningkatkan kompetensinya. Jangan hanya terpaku pada “zona nyaman” yang membuat ilmu kita basi.
Bagaimana pendapat anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar