Joker yang ane maksud di sini adalah karakter Joker dalam Dark Knight (2008). walaupun filmnya uda lama, tetep berkesan buat ane dan filosofinya mengagumkan
yang pertama :
Joker says : "I believe whatever doesn’t kill you, simply makes you… stranger."
Filosofi: Tantangan adalah peluang menjadikan diri lebih baik.
Contoh : Pelajari hal-hal baru yang menunjang keahlian utama. Agan desainer grafis? Mulailah menulis jurnal! Ini bukan berarti mengalihkan fokus dari keahlian utama, tapi di tengah dunia kompetitif (di mana tiap tahun muncul ribuan fresh grads), Agan harus siap dengan memperkaya diri. Berat memang. Tapi setelah menguasainya, Agan akan menjadi lebih kuat…!!
yang kedua :
Joker says : "If you’re good at something, never do it for free."
Filosofi: Hargai diri sesuai keahlian dan pengalaman.
Contoh : Seorang karikaturis, dalam 5 menit selesai menggambar dengan sempurna wajah seorang turis, lalu meminta Rp 500 ribu. Turis itu kaget, “Cuma lima menit, kok semahal itu?” Jawab si karikaturis, “Saat ini saya sanggup menyelesaikan sebuah karikatur dalam waktu singkat, lima menit saja. Tapi untuk bisa melakukan itu, saya butuh berlatih selama lima tahun.”
yang ketiga :
Joker says : "In their last moments, people show you who they really are."
Filosofi: Di saat kepepet, manusia menunjukkan kekuatan sesungguhnya—biasanya melebihi apa yang selama ini dia yakini.
Contoh: Tetapkan deadline bayangan. Bila harus menyelesaikan satu situs dalam 3 minggu, upayakan selesai dalam 2 minggu. Mungkin berat dan menekan, tapi toh tersisa satu minggu untuk rileks. Klien senang, Agan pun tenang.Ya kan ?
yang ke empat :
Joker says : "Nobody panics when things go ‘according to plan.’ Even if the plan is horrifying! Introduce a little anarchy. Upset the established order, and everything becomes chaos."
Filosofi: Rutinitas bikin bosan, yang “aneh-aneh” malah menarik.
Contoh : Dare to be different. Smashing magazine sering menunjukkan betapa karya-karya desain grafis yang mendobrak aturan bisa begitu menakjubkan. Dalam penulisan pun, topik dan angle yang nyeleneh selalu sanggup menarik perhatian pembaca. Cobain deh!!
yang kelima :
Joker says : "I just…do things."
Filosofi: *mengutip tagline sebuah sepatu terkenal* Just do it!
Contoh : Ingin bertualang ke Jerman? Pergi! Ingin menciptakan program yang bebas bugs? Ciptakan! Ingin keluar dari kantor dan beralih ke wirausaha? Oke. Nyalakan komputer, mulailah menulis surat pengunduran diri. Daripada melamun melulu, JUST DO IT FOR GOD’S SAKE!
yang ke enam :
Joker says : "Why so serious???"
- the ultimate Joker philosophy
Filosofi: Hidup sudah susah, nggak perlu dibikin tambah susah gan
Contoh : Bila kelewat banyak proyek untuk ditangani, outsource saja. Saat semangat mengendur, bawa laptop ke kafe yang cozy. Apa?? Didepak pacar? Cari baru dong! Kecuali (sepertinya sih) terbelit utang, tiap masalah ada solusinya. Sekali lagi, why so serious ?
yang ke tujuh :
Joker says : "You complete me!!"
Filosofi: Hidup emang butuh pendamping gan, buat melengkapi hidup
Contoh : coba deh gan, kalo kita kehilangan orang yang kita sayangi?atau ditinggal untuk sekian lama, pasti ada sesuatu yang hilang kan??
Jumat, 21 Januari 2011
miskin ? siapa takut ?!
Aha.. Miskin? Siapa Takut!! Saya pernah ingat kata-kata ini diucapkan oleh salah seorang pengusaha sukses yang pernah saya ajak ngobrol. Pengusaha sukses ini sudah pensiun sekarang dari kegiatan usahanya, semua usahanya diserahkan pada orang kepercayaannya dan tiap bulannya ia menerima pasif income. Nah, pernah ngobrol sedikit, dan saya tanya-tanya. Apa prinsip sukses yang ia jalankan dalam meraih sukses?
Ia sendiri dulunya berlatar belakang bukanlah dari keluarga kaya. Jauh Malah… Orang tuanya seorang penjual kue keliling, ia sendiri tidak tamatan kuliah, malah cuma tamat SMP. Masa kecilnya besar di jalanan, bekerja mencari uang seumur anak SMP, dengan menjadi kernet angkot. Sampingan lainnya adalah menggali parit. Ini ia jalankan di masa kecilnya. Namun sekarang telah menjadi pengusaha sukses, yang malah sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan usaha, namun berpenghasilan pasif income. Ini yang namanya usaha jalan, pemiliknya jalan-jalan. Ya, itulah nikmatnya jadi pengusaha sukses. Nah, bagaimana kisahnya dan prinsip yang ia pegang sehingga bisa mengubah kehidupannya dari anak jalanan menjadi pengusaha sukses? Mari kita ikuti kisah singkat perjalanan suksesnya..
Semasa kecil, dengan bermodalkan “bosan pada kemiskinan”, ia bekerja keras. Namun, ia tau kalau hanya dengan menjadi kernet angkot dan penggali parit, tentunya tidak akan mengubah nasibnya. Ia sadar, bahwa manusia mengubah nasib, bukan nasib digariskan oleh yang maha kuasa. Nasib bisa diubah. Nasib juga bukan bawaan keturunan. Ia bekerja menjadi pegawai di sebuah toko baju. Ia bekerja keras, bekerja rajin. Namun, ia bekerja bukan untuk mencari uang, melainkan ingin mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan kenalan. So, gaji tidak menjadi prioritas utamanya. Ia tau kalau syarat untuk sukses, haruslah bekerja keras. Ia sambil bekerja, sambil membangun network.
Setelah beberapa tahun bekerja, dan membangun network, akhirnya ia berani membuka toko baju. Dan itu Tanpa Modal!! Pelajari cara membangun usaha tanpa modal di video modul sukses wirausaha. Toko pertama yang ia buka dengan tanpa modal sendiri itu pun berjalan maju. Ia memulai usaha dengan pengalaman bekerja yang telah ia lalui. Dari satu toko, mulailah menambah cabang menjadi 2 toko. Namun, suatu hari kebakaran melanda kompleks pertokoan yang meludeskan kedua tokonya. Namun, ia tidak kecewa. Prinsip yang selalu ia pegang adalah Ia tidak takut Miskin alias Berani Miskin. Ia sudah pernah mengalami kehidupan yang amat miskin, jadi kalaupun toh ia gagal, ia sudah tau bagaimana kehidupan miskin itu, jadi ia memutuskan harus kaya. Prinsipnya yang Gak Takut Miskin alias Berani Miskin inilah yang membuatnya berani berbisnis.
Ia pun membuka toko baju di tempat lainnya. Namun, malang lagi, setelah beberapa tahun berjalan, thn 1998 terjadi kerusuhan Mei 1998 di Palembang. Toko baju yang rame miliknya itu pun menjadi korban penjarahan besar-besaran. Isi toko ludes semua dibawa para penjarah. Namun, dengan prinsip tidak takut miskin, ia pun mencoba lagi. Ia terus mencoba berwirausaha, dan akhirnya singkat cerita sekarang ini telah menjadi wirausaha sukses. Pengusaha sukses pemilik berbagai usaha di Palembang ini juga telah membuktikan bahwa latar belakang masa kecil yang susah bisa berubah asalkan mau berusaha keras. Tidak ada Nasib yang tidak bisa diubah. Dan Jangan pernah takut miskin. Makin takut miskin akhirnya malah jadi miskin. Berani miskin malah gak miskin-miskin. So, bagaimana pendapat anda pemirsa? Mau juga jadi pengusaha sukses?
Ia sendiri dulunya berlatar belakang bukanlah dari keluarga kaya. Jauh Malah… Orang tuanya seorang penjual kue keliling, ia sendiri tidak tamatan kuliah, malah cuma tamat SMP. Masa kecilnya besar di jalanan, bekerja mencari uang seumur anak SMP, dengan menjadi kernet angkot. Sampingan lainnya adalah menggali parit. Ini ia jalankan di masa kecilnya. Namun sekarang telah menjadi pengusaha sukses, yang malah sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan usaha, namun berpenghasilan pasif income. Ini yang namanya usaha jalan, pemiliknya jalan-jalan. Ya, itulah nikmatnya jadi pengusaha sukses. Nah, bagaimana kisahnya dan prinsip yang ia pegang sehingga bisa mengubah kehidupannya dari anak jalanan menjadi pengusaha sukses? Mari kita ikuti kisah singkat perjalanan suksesnya..
Semasa kecil, dengan bermodalkan “bosan pada kemiskinan”, ia bekerja keras. Namun, ia tau kalau hanya dengan menjadi kernet angkot dan penggali parit, tentunya tidak akan mengubah nasibnya. Ia sadar, bahwa manusia mengubah nasib, bukan nasib digariskan oleh yang maha kuasa. Nasib bisa diubah. Nasib juga bukan bawaan keturunan. Ia bekerja menjadi pegawai di sebuah toko baju. Ia bekerja keras, bekerja rajin. Namun, ia bekerja bukan untuk mencari uang, melainkan ingin mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan kenalan. So, gaji tidak menjadi prioritas utamanya. Ia tau kalau syarat untuk sukses, haruslah bekerja keras. Ia sambil bekerja, sambil membangun network.
Setelah beberapa tahun bekerja, dan membangun network, akhirnya ia berani membuka toko baju. Dan itu Tanpa Modal!! Pelajari cara membangun usaha tanpa modal di video modul sukses wirausaha. Toko pertama yang ia buka dengan tanpa modal sendiri itu pun berjalan maju. Ia memulai usaha dengan pengalaman bekerja yang telah ia lalui. Dari satu toko, mulailah menambah cabang menjadi 2 toko. Namun, suatu hari kebakaran melanda kompleks pertokoan yang meludeskan kedua tokonya. Namun, ia tidak kecewa. Prinsip yang selalu ia pegang adalah Ia tidak takut Miskin alias Berani Miskin. Ia sudah pernah mengalami kehidupan yang amat miskin, jadi kalaupun toh ia gagal, ia sudah tau bagaimana kehidupan miskin itu, jadi ia memutuskan harus kaya. Prinsipnya yang Gak Takut Miskin alias Berani Miskin inilah yang membuatnya berani berbisnis.
Ia pun membuka toko baju di tempat lainnya. Namun, malang lagi, setelah beberapa tahun berjalan, thn 1998 terjadi kerusuhan Mei 1998 di Palembang. Toko baju yang rame miliknya itu pun menjadi korban penjarahan besar-besaran. Isi toko ludes semua dibawa para penjarah. Namun, dengan prinsip tidak takut miskin, ia pun mencoba lagi. Ia terus mencoba berwirausaha, dan akhirnya singkat cerita sekarang ini telah menjadi wirausaha sukses. Pengusaha sukses pemilik berbagai usaha di Palembang ini juga telah membuktikan bahwa latar belakang masa kecil yang susah bisa berubah asalkan mau berusaha keras. Tidak ada Nasib yang tidak bisa diubah. Dan Jangan pernah takut miskin. Makin takut miskin akhirnya malah jadi miskin. Berani miskin malah gak miskin-miskin. So, bagaimana pendapat anda pemirsa? Mau juga jadi pengusaha sukses?
sekolah itu racun ?
Sekolah adalah racun. Anda mau sukses dan kaya, berhenti sekolah. Sekolah dan kampus hanya akan mengisi otak anda dengan sampah. Saya tersentak, kaget bercampur marah mendengar kalimat-kalimat negatif itu. Hal ini dilontarkan oleh enterpreneur nyentrik Bob Sadino!
Bob Sadino berpendapat bahwa ilmu yang diajarkan di sekolah atau kampus sudah basi. Menurutnya teori manajemen yang diajarkan dari buku yang berumur 5-10 tahun. Sedangkan ilmu terus berkembang dengan temuan dan inovasi baru. Akibatnya jika anda keluar dari sekolah maka ilmu yang ada tidak berguna lagi dan tidak dapat dipakai. Oleh karena itu ia menyebutnya sampah!
Sampai di sini saya masih tidak senang mendengar kata-katanya. Kemudian dia katakan bahwa kampus mengajarkan untuk tahu sedangkan jalanan (praktik langsung) mengajarkan untuk bisa. Seorang lulusan kampus dengan berbagai teori bisnis kadang ragu untuk melangkah. Terlalu banyak pertimbangan ini dan takut resiko.
Bob Sadino yang gemar bercelana pendek ini berpendapat, bahwa teori ekonomi terbaru itu salah. Masih ingat prinsip: “Dengan resiko sekecil-kecilnya berusaha mendapatkan laba sebesar-besarnya”. Menurut Bob Sadino tidak bisa begitu. Kalau mau laba besar tentu usaha harus besar. Kalau usaha besar tentu resikonya harus besar pula. Lebih aneh lagi ternyata Bob Sadino orang yang suka dengan resiko bisnis yang besar.
Kembali pada masalah pendidikan. Menurut enterpreuner yang memulai bisnis dari beternak ayam ini, kadang teori yang diajarkan di kampus udah basi. Saya ingat sewaktu kuliah dulu. Teori matematika yang diajarkan sang dosen berasal dari buku zaman “eighties”. Bayangkan teori yang dipelajari udah 20 tahun lebih. Sedangkan ilmu terus berkembang.
Salah satu point pendidikan yang dikritisi Bob Sadino adalah kurikulum. Menurutnya kurikulum kita tidak match dengan keperluan di lapangan kerja. Akibatnya setelah tamat kuliah, sang sarjana bingung harus bertindak apa. Maklum isi otaknya adalah ilmu yang sudah basi. Ditambah lagi dengan ketakutan akademis untuk memulai bisnis. Takut ini- takut itu karena kebanyakan teori. Akibatnya orang sudah jauh bertindak tapi ia belum memulai apa-apa.
Sampai di sini saya harus introspeksi diri. Apakah ilmu yang saya ajarkan kepada peserta didik juga “basi”. Kata-kata Bob Sadino di atas harus kita anggap sebagai cambuk agar para guru terus meningkatkan kompetensinya. Jangan hanya terpaku pada “zona nyaman” yang membuat ilmu kita basi.
Bagaimana pendapat anda?
Bob Sadino berpendapat bahwa ilmu yang diajarkan di sekolah atau kampus sudah basi. Menurutnya teori manajemen yang diajarkan dari buku yang berumur 5-10 tahun. Sedangkan ilmu terus berkembang dengan temuan dan inovasi baru. Akibatnya jika anda keluar dari sekolah maka ilmu yang ada tidak berguna lagi dan tidak dapat dipakai. Oleh karena itu ia menyebutnya sampah!
Sampai di sini saya masih tidak senang mendengar kata-katanya. Kemudian dia katakan bahwa kampus mengajarkan untuk tahu sedangkan jalanan (praktik langsung) mengajarkan untuk bisa. Seorang lulusan kampus dengan berbagai teori bisnis kadang ragu untuk melangkah. Terlalu banyak pertimbangan ini dan takut resiko.
Bob Sadino yang gemar bercelana pendek ini berpendapat, bahwa teori ekonomi terbaru itu salah. Masih ingat prinsip: “Dengan resiko sekecil-kecilnya berusaha mendapatkan laba sebesar-besarnya”. Menurut Bob Sadino tidak bisa begitu. Kalau mau laba besar tentu usaha harus besar. Kalau usaha besar tentu resikonya harus besar pula. Lebih aneh lagi ternyata Bob Sadino orang yang suka dengan resiko bisnis yang besar.
Kembali pada masalah pendidikan. Menurut enterpreuner yang memulai bisnis dari beternak ayam ini, kadang teori yang diajarkan di kampus udah basi. Saya ingat sewaktu kuliah dulu. Teori matematika yang diajarkan sang dosen berasal dari buku zaman “eighties”. Bayangkan teori yang dipelajari udah 20 tahun lebih. Sedangkan ilmu terus berkembang.
Salah satu point pendidikan yang dikritisi Bob Sadino adalah kurikulum. Menurutnya kurikulum kita tidak match dengan keperluan di lapangan kerja. Akibatnya setelah tamat kuliah, sang sarjana bingung harus bertindak apa. Maklum isi otaknya adalah ilmu yang sudah basi. Ditambah lagi dengan ketakutan akademis untuk memulai bisnis. Takut ini- takut itu karena kebanyakan teori. Akibatnya orang sudah jauh bertindak tapi ia belum memulai apa-apa.
Sampai di sini saya harus introspeksi diri. Apakah ilmu yang saya ajarkan kepada peserta didik juga “basi”. Kata-kata Bob Sadino di atas harus kita anggap sebagai cambuk agar para guru terus meningkatkan kompetensinya. Jangan hanya terpaku pada “zona nyaman” yang membuat ilmu kita basi.
Bagaimana pendapat anda?
tak perlukah sekolah ?
Kepopuleran orang-orang sukses secara finansial yang tidak pernah menyelesaikan sekolah telah memberi inspirasi dan motivasi bagi setiap orang yang ingin mencapai tujuan yang sama. Orang-orang sukses tersebut adalah bukti bahwa kaya secara finansial tak perlu diraih dengan tingkat pendidikan tinggi.
Sayangnya, fenomena ini sepertinya justru membuat sebagian orang mengabaikan pendidikan. Ini terjadi karena memang sistem pendidikan di sekolah atau universitas sering kali terlalu mementingkan otak kiri. Akhirnya, banyak para sarjana yang terlalu banyak menganalisa. Namun, apa yang dianalisa justru tentang bagaiman sebuah usaha akan gagal, daripada menganalisa bagaimana sebuah usaha akan sukses.
Tapi, faktanya orang-orang pandai secara akademis juga banyak yang sukses secara finansial. Mereka cuma tak begitu sering di-ekspos karena kisah orang tanpa pendidikan maupun orang miskin yang bisa menadi kaya akan lebih populer dan meng-inspirasi.
Salah satu contoh orang yang pendidikan akademisnya bagus adalah orang terkaya di dunia saat ini, Warren Buffet.
Warren sendiri datang dari orang tua yang juga pengusaha dan investor, dan ia sudah mulai berbisnis sejak kecil, seperti menjual tutup botol dan mengantar koran. Bahkan, usahanya tersebut cukup membuatnya kaya, karena ia bisa mendapat ribuan dollar. Inilah yang membuat Warren malas meneruskan kuliah setelah lulus SMA.
Eits....tapi tunggu dulu!
Ayah Warren kemudian memaksanya untuk kuliah, dan Warren pun bersedia meneruskan pendidikan di Wharton Business School di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat. Pendidikan Warren pun tak berhenti di tengah jalan. Ia lalu meneruskan pendidikannya di Universitas Nebraska, dan mendapat gelar B.S (Bachelor of Science) pada tahun 1950.
Karena masih ingin memperdalam ilmu, Warren sempat mendaftar di universitas terkemuka di dunia, Harvard Business School. Namun, sayangnya ia ditolak karena terlalu muda (suatu alasan yang aneh). Tapi ia tak putus asa, dan kemudian mendaftar di Universitas Columbia. Di sana, ia adalah satu-satunya mahasiswa yang mendapat nilai A+ untuk kelas yang ditangani oleh Ben Graham (seorang investor terkemuka). Tahun 1951, Warren akhirnya mendapat gelar Master dalam bidang Ekonomi.
Karirnya kemudian berlanjut sampai sekarang, yang akhirnya menempatkan Warren sebagai orang terkaya seantero dunia. Namun, kekayaannya yang melimpah tak membuatnya terus hidup enak tanpa memikirkan orang lain. Tahun 2006 lalu, di usianya yang ke-76, Warren menyumbangkan 85% dari hartanya ke yayasan amal.
Warren adalah salah satu bukti nyata bahwa orang pintar bisa menjadi pengusaha sukses yang kaya secara finansial, bahkan bisa menjadi nomor satu di dunia. Jadi, sebaiknya janganlah mengabaikan pendidikan akademis. Apa yang penting adalah, jangan terlalu menomor satukan nilai atau Indeks Prestasi. Dalam salah satu seminar yang pernah saya hadiri, Andrie Wongso juga pernah mengatakan bahwa walau ia bisa sukses tanpa lulus SD, namun ia akan tetap menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
Jadi, bagaimana menurut Anda
Sayangnya, fenomena ini sepertinya justru membuat sebagian orang mengabaikan pendidikan. Ini terjadi karena memang sistem pendidikan di sekolah atau universitas sering kali terlalu mementingkan otak kiri. Akhirnya, banyak para sarjana yang terlalu banyak menganalisa. Namun, apa yang dianalisa justru tentang bagaiman sebuah usaha akan gagal, daripada menganalisa bagaimana sebuah usaha akan sukses.
Tapi, faktanya orang-orang pandai secara akademis juga banyak yang sukses secara finansial. Mereka cuma tak begitu sering di-ekspos karena kisah orang tanpa pendidikan maupun orang miskin yang bisa menadi kaya akan lebih populer dan meng-inspirasi.
Salah satu contoh orang yang pendidikan akademisnya bagus adalah orang terkaya di dunia saat ini, Warren Buffet.
Warren sendiri datang dari orang tua yang juga pengusaha dan investor, dan ia sudah mulai berbisnis sejak kecil, seperti menjual tutup botol dan mengantar koran. Bahkan, usahanya tersebut cukup membuatnya kaya, karena ia bisa mendapat ribuan dollar. Inilah yang membuat Warren malas meneruskan kuliah setelah lulus SMA.
Eits....tapi tunggu dulu!
Ayah Warren kemudian memaksanya untuk kuliah, dan Warren pun bersedia meneruskan pendidikan di Wharton Business School di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat. Pendidikan Warren pun tak berhenti di tengah jalan. Ia lalu meneruskan pendidikannya di Universitas Nebraska, dan mendapat gelar B.S (Bachelor of Science) pada tahun 1950.
Karena masih ingin memperdalam ilmu, Warren sempat mendaftar di universitas terkemuka di dunia, Harvard Business School. Namun, sayangnya ia ditolak karena terlalu muda (suatu alasan yang aneh). Tapi ia tak putus asa, dan kemudian mendaftar di Universitas Columbia. Di sana, ia adalah satu-satunya mahasiswa yang mendapat nilai A+ untuk kelas yang ditangani oleh Ben Graham (seorang investor terkemuka). Tahun 1951, Warren akhirnya mendapat gelar Master dalam bidang Ekonomi.
Karirnya kemudian berlanjut sampai sekarang, yang akhirnya menempatkan Warren sebagai orang terkaya seantero dunia. Namun, kekayaannya yang melimpah tak membuatnya terus hidup enak tanpa memikirkan orang lain. Tahun 2006 lalu, di usianya yang ke-76, Warren menyumbangkan 85% dari hartanya ke yayasan amal.
Warren adalah salah satu bukti nyata bahwa orang pintar bisa menjadi pengusaha sukses yang kaya secara finansial, bahkan bisa menjadi nomor satu di dunia. Jadi, sebaiknya janganlah mengabaikan pendidikan akademis. Apa yang penting adalah, jangan terlalu menomor satukan nilai atau Indeks Prestasi. Dalam salah satu seminar yang pernah saya hadiri, Andrie Wongso juga pernah mengatakan bahwa walau ia bisa sukses tanpa lulus SD, namun ia akan tetap menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin.
Jadi, bagaimana menurut Anda
be better than before
A : Accept.
Terimalah diri Anda sebagaimana adanya Jangan pernah Mengeluh dengan segala Kekurangan kita.
B : Believe.
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup.
C : Care.
Lebih pedulilah dengan sesama tanpa memandang SARA.
D : Direct.
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E : Earn.
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F : Face.
Hadapi masalah dengan benar serta yakin dan selalu tersenyum .
G : Go.
Berangkatlah dari kebenaran dan dengan kejujuran.
H : Homework.
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I : Ignore.
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan Anda mencapai tujuan.
J : Jealously.
Rasa iri dapat membuat Anda tidak menghargai kelebihan Anda sendiri, jadi hindarilah.
K : Keep.
Terus berusaha dan semangat walaupun beberapa kali gagal.
L : Learn.
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M : Mind.
Berfikir positif dan Perhatikan urusan sendiri serta tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N : Never.
Jangan pernah QUIT dan PUTUS ASA
O : Observe.
Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P : Patience.
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.
Q : Question.
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.
R : Respect.
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S : Self Confidence, Self Esteem, Self Respect.
Percaya diri, harga diri,citra diri, penghormatan diri
membebaskan kita dari saat-saat tegang.
T : Take.
Bertanggung jawab pada setiap tindakan Anda.
U : Understand.
Pahami bahwa hidup itu naik turun.
V : Value.
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W : Work.
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo’a.
X : X’tra.
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y : You.
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z : Zero.
Memulai Usaha dari nol hingga menjadi Besar.
Terimalah diri Anda sebagaimana adanya Jangan pernah Mengeluh dengan segala Kekurangan kita.
B : Believe.
Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup.
C : Care.
Lebih pedulilah dengan sesama tanpa memandang SARA.
D : Direct.
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.
E : Earn.
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.
F : Face.
Hadapi masalah dengan benar serta yakin dan selalu tersenyum .
G : Go.
Berangkatlah dari kebenaran dan dengan kejujuran.
H : Homework.
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.
I : Ignore.
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan Anda mencapai tujuan.
J : Jealously.
Rasa iri dapat membuat Anda tidak menghargai kelebihan Anda sendiri, jadi hindarilah.
K : Keep.
Terus berusaha dan semangat walaupun beberapa kali gagal.
L : Learn.
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
M : Mind.
Berfikir positif dan Perhatikan urusan sendiri serta tidak menyebar gosip tentang orang lain.
N : Never.
Jangan pernah QUIT dan PUTUS ASA
O : Observe.
Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.
P : Patience.
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha.
Q : Question.
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.
R : Respect.
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.
S : Self Confidence, Self Esteem, Self Respect.
Percaya diri, harga diri,citra diri, penghormatan diri
membebaskan kita dari saat-saat tegang.
T : Take.
Bertanggung jawab pada setiap tindakan Anda.
U : Understand.
Pahami bahwa hidup itu naik turun.
V : Value.
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.
W : Work.
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo’a.
X : X’tra.
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.
Y : You.
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.
Z : Zero.
Memulai Usaha dari nol hingga menjadi Besar.
menulis
Kadang-kadang perlu rasanya untuk mengeluarkan apa yang ada di hati lewat tulisan. Apalagi rasanya sudah menyesak di dada. Cuma apa yang harus di tulis, bingung tidak tahu mau nulis apa, tapi rasanya memang perlu menulis.Aneh memang. Tapi begitulah, Andai saja otak kita punya tombol “print”mungkin gampang saja mengeluarkan isi otak kita. Tinggal pencet print terusselect subject, langsung keluar deh apa yang mau kita ungkapkan dalamtulisan. Sayang, otak kita cuma bisa memerintah si tangan untuk bergeraksesuai yang diperintahkan. Tapi ya itu tadi, tidak semua yang kita mau bisalangsung dituangkan dalam tulisan.
Membaca tulisan di Koran-koran, majalah atau novel sastra, itu memicu saya untuk menulis hal-hal yang berbau sastra. Misalnya mencoba menulis tentang Pintu seperti karya salah seorang penulis muda terkenal. Tapi kok setelah dicoba malah Cuma jadi judul saja”Pintu” begitu. Mau ditambahin apalagi, “tempat keluar masuk orang” atau ditambahi kata “jendela” ah, pusing. Memang sepertinya saya tidak punya bakat menulis. Apalagi yang berbau sastra. Setelah itu saya mencoba menulis novel remaja. Ikut-ikutan trend?? Memang. Tidak tahu kenapa tapi memang setelah membaca sejumlah novel “chicklit” dan “teenlit” kayaknya kok jadi ingin sekali menulis cerita-cerita remaja. Lucunya, ketika sudah duduk di depan computer, sepertinya semua ide-ide tentang cerita remaja kok langsung menguap begitu saja. Kemana perginya ya, pikir saya. Buntu.. Cuma itu yang ada di otak saya.
Dulu sekali ketika saya masih SD, saya pernah menulis cerita tentang kisah si penjual es. Cerita itu terkenang-kenang sampai sekarang., tapi ya itu saya lupa di mana saya taruh tulisan itu. Kata Ibu Guru saya waktu itu, saya punya kemampuan menulis yang besar. Beranjak dewasa, sepertinya saya terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan saya. Dari mulai pramuka, PMR, drumband sampai degung saya tekuni.; Waktu untuk menulis? Tentu saja tidak ada. Energi saya rasanya terkuras untuk kegiatan-kegiatan sekolah. Kesuakaan yang tidak berubah adalah kecintaan saya pada buku.
Kembali di depan computer saya masih bingung harus menulis apa. Tapi lagi-lagi saya diganggu pikiran-pikiran “kenapa harus menulis??, “apa itu suatu keharusan?? Apakah ada tuntutan untuk menulis?” Ah suara-suara kecil dari kepala saya bingungkadang-kadang memang menyurutkan keinginan saya untuk menulis. Memang tidak ada seorangpun yang memaksa saya menulis, tapi kok rasanya aneh sekali, akhir-akhir ini saya merasa mempunyai dorongan kuat untuk menulis. Kembali di depan computer mencoba mengingat-ingat novel-novel yang pernah saya baca dan mencoba untuk mengikuti gaya si penulis. Lagi-lagi “Buntu” sampai ketika ada panggilan “Bunda, aku mau bobo, kelonin dulu dong” Ternyata si buah hatiku sempat terlupakan karena kesibukanku bengong di depan computer. Ku sempatkan untuk meninabobokan dan menceritakan cerita-cerita kesayanganku.
Kembali ke depan Komputer (untuk kesekian kalinya) aku terbayang buah hatiku yang sudah tertidur. Terbayang kelucuannya, kenakalannya dan tingkah lakunya yang menggemaskan. Kadang-kadang malah celetukan-celetukannya bikin hidup saya menjadi berarti. Tanpa terasa tangan saya sudah mengetikan cerita-cerita tentang anak saya dan kehidupan saya bersamanya. Ah, selesai sudah, lega rasanya. Puas hati saya, akhirnya keluar juga yang ada di dalam dada. Akhirnya saya bisa berkata juga “MENULIS ITU MUDAH, MENIRU TULISAN ORANG YANG SUSAH”.
Membaca tulisan di Koran-koran, majalah atau novel sastra, itu memicu saya untuk menulis hal-hal yang berbau sastra. Misalnya mencoba menulis tentang Pintu seperti karya salah seorang penulis muda terkenal. Tapi kok setelah dicoba malah Cuma jadi judul saja”Pintu” begitu. Mau ditambahin apalagi, “tempat keluar masuk orang” atau ditambahi kata “jendela” ah, pusing. Memang sepertinya saya tidak punya bakat menulis. Apalagi yang berbau sastra. Setelah itu saya mencoba menulis novel remaja. Ikut-ikutan trend?? Memang. Tidak tahu kenapa tapi memang setelah membaca sejumlah novel “chicklit” dan “teenlit” kayaknya kok jadi ingin sekali menulis cerita-cerita remaja. Lucunya, ketika sudah duduk di depan computer, sepertinya semua ide-ide tentang cerita remaja kok langsung menguap begitu saja. Kemana perginya ya, pikir saya. Buntu.. Cuma itu yang ada di otak saya.
Dulu sekali ketika saya masih SD, saya pernah menulis cerita tentang kisah si penjual es. Cerita itu terkenang-kenang sampai sekarang., tapi ya itu saya lupa di mana saya taruh tulisan itu. Kata Ibu Guru saya waktu itu, saya punya kemampuan menulis yang besar. Beranjak dewasa, sepertinya saya terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan saya. Dari mulai pramuka, PMR, drumband sampai degung saya tekuni.; Waktu untuk menulis? Tentu saja tidak ada. Energi saya rasanya terkuras untuk kegiatan-kegiatan sekolah. Kesuakaan yang tidak berubah adalah kecintaan saya pada buku.
Kembali di depan computer saya masih bingung harus menulis apa. Tapi lagi-lagi saya diganggu pikiran-pikiran “kenapa harus menulis??, “apa itu suatu keharusan?? Apakah ada tuntutan untuk menulis?” Ah suara-suara kecil dari kepala saya bingungkadang-kadang memang menyurutkan keinginan saya untuk menulis. Memang tidak ada seorangpun yang memaksa saya menulis, tapi kok rasanya aneh sekali, akhir-akhir ini saya merasa mempunyai dorongan kuat untuk menulis. Kembali di depan computer mencoba mengingat-ingat novel-novel yang pernah saya baca dan mencoba untuk mengikuti gaya si penulis. Lagi-lagi “Buntu” sampai ketika ada panggilan “Bunda, aku mau bobo, kelonin dulu dong” Ternyata si buah hatiku sempat terlupakan karena kesibukanku bengong di depan computer. Ku sempatkan untuk meninabobokan dan menceritakan cerita-cerita kesayanganku.
Kembali ke depan Komputer (untuk kesekian kalinya) aku terbayang buah hatiku yang sudah tertidur. Terbayang kelucuannya, kenakalannya dan tingkah lakunya yang menggemaskan. Kadang-kadang malah celetukan-celetukannya bikin hidup saya menjadi berarti. Tanpa terasa tangan saya sudah mengetikan cerita-cerita tentang anak saya dan kehidupan saya bersamanya. Ah, selesai sudah, lega rasanya. Puas hati saya, akhirnya keluar juga yang ada di dalam dada. Akhirnya saya bisa berkata juga “MENULIS ITU MUDAH, MENIRU TULISAN ORANG YANG SUSAH”.
kisah wortel kopi dan telur
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya.
“Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya.
“Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
Senin, 17 Januari 2011
Hey Soul Sister Lyrics
Hey Soul Sister Lyrics: "Train Hey Soul Sister lyrics in the Save Me San Francisco Album. These Hey Soul Sister lyrics are performed by Train Get the music video and song lyrics here. Hey, hey, hey Your lipstick stains On the front lobe of my Left-side brains I knew I wouldn't"
Sabtu, 15 Januari 2011
wouldn't change a thing - joe jonas ft demi lovato
It's like
He dosen't hear a word i say
His mind is somewhere far away
And i don't know how to get there
Demi: And it's like . All he wants is to chill out
Joe: She's way too serious. She's always in a rush.
Demi: He makes me wanna pull all my, hair out
Joe: And interrupted.
Demi: Like he dosen't even care
Joe: She doesn't even care
Demi: You
Joe: Me
Demi: Were face to face
Joe&Demi: But we don't see eye to eye
Demi: Like Fire and Rain!
Joe: Fire & Rain
Demi: You can drive me insane.
Joe: You can drive me insane.
Joe&Demi: But I can't stay mad at you for anything.
Demi: We're Venus and Mars
Joe: Venus and Mars
Demi: We're like different stars.
Joe: Like different stars.
Joe&Demi: Your the harmony to every song I sing,
and I wouldn't change a thing.
Joe: So start a save a day
Just wanna let the music play
She's all or nothing
But my feelings never change
Joe&Demi: Why, you try to read my mind
You try to pick up fight
That's what all my friends say
Demi: You
Joe: Me
Joe&Demi: We're face to face
But we don't see eye to eye
Demi: Like Fire and Rain!
Joe: Fire & Rain
Demi: You can drive me insane.
Joe: You can drive me insane.
Joe&Demi: But I can't stay mad at you for anything.
Demi: We're Venus and Mars
Joe: Venus and Mars
Demi: We're like different stars.
Joe: Like different stars.
Joe&Demi: Your the harmony to every song I sing,
and I wouldn't change a thing
Joe: When i miss she's no
Demi: But when i hold on he just says go
Joe&Demi: We're perfectly in perfect
But I wouldn't change a thing
Demi: Like Fire and Rain!
Joe: Fire & Rain
Demi: You can drive me insane.
Joe: You can drive me insane.
Joe&Demi: But I can't stay mad at you for anything.
Demi: We're Venus and Mars
Joe: Venus and Mars
Demi: We're like different stars.
Joe: Like different stars.
Joe&Demi: Your the harmony to every song I sing,
and I wouldn't change a thing
But i can't stay mad for anything
Demi: We're Venus and Mars
Joe: Venus and Mars
Demi: We're like different stars.
Joe: Like different stars.
Joe&Demi: Your the harmony to every song I sing,
and I wouldn't change a, I wouldn't change a thing
15.o1.o11
i have a beautiful day for this day. you know why ?
it started in this morning, or maybe yesterday. i will tell you :
kemaren, aku agak mangkel sama pacarku, dodo . yaa gak salah seh, aku PMS --"
aku mangkel, dan saking mangkelnya aku putusin dia
tapi sebenernya aku bener-2 nyesel ngelakuin itu :'(
aku coba buat kasi dia kesempatan dengan cara, dia musti berani nembak aku langsung .
akhirnya, tadi pagi menjelang siang sehabis TOEFL , di kantin sekolah dia nembak aku langsung . kupikir bercanda, aku kaget soalnya dia nembak di depan semua anak-2 pake coklat lagi . astagaaaa .
pertama sih gak aku peduliin, malah tak tinggal beli minum :p
tapi, abisnya itu tak bilang IYA
mungkin, saking senengnya dia ya ? dia langsung cium pipiku . ya jelas aku kagetlah . iya kalo gak liat guru ato petugas kantin gapapa , lah kalo iya ?!
sumpah sampe sekarang aku deg-2an . seneng seh , tapi masi deg-2an gara kejadian itu -___-
Langganan:
Postingan (Atom)